SERAMBINEWS.COM – Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemdikbudristek, Prof Dr rer nat Abdul Haris MSc mengisi kuliah umum di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh, Senin (27/5/2024) sore.
Kuliah umum yang diikuti oleh para mahasiswa ISBI Aceh itu digelar di Aula Utama Mini Teater ISBI Aceh, Kota Jantho, Aceh Besar.
Turut hadir Rektor ISBI Aceh, Prof Dr Wildan MPd dan Rektor Universitas Syiah Kuala (USK), Prof Dr Ir Marwan IPU.
Selain itu hadir pula pejabat dari ISBI Aceh dan beberapa pejabat dari USK Banda Aceh.
Dalam ceramahnya, Dirjen Dikti menyinggung tentang Uang Kukiah Tunggal (UKT).
“Pada kesempatan yang sangat luar biasa ini, saya ingin menyampaikan bahwa ada banyak persoalan jika pendidikan dijadikan bahan diskusi, terlebih soal UKT yang baru-baru ini menjadi viral,” ujar Prof Abdul Haris.
Apa pun yang menjadi persoalan, lanjutnya, satu hal yang menjadi poin bahwa apa pun persoalan yang terjadi, semua itu dilakukan semata-mata untuk kemajuan pendidikan.
“Semua dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi kita, khususnya dalam mendorong Indonesia Emas 2045,” kata Abdul Haris.
Sebagaimana diketahui, soal UKT tahun 2024 sempat viral karena Mendikbudristek, Nadiem Makarim, hendak menaikkannya, khususnya untuk mahasiswa baru. Namun, setelah dipanggil Presiden Jokowo ke Istana Negara, Menteri Nadiem akhirnya membatalkan rencana kenaikan UKT tersebut.
Dalam kuliah umumnya, Prof Abdul Haris juga menyinggung soal bonus demografi.
Menurutnya, bonus demografi bangsa Indonesia saat ini adalah sebuah kenyataan dan kita harus mempersiapkan diri, khususnya kalangan muda mahasiswa Indonesia, untuk selalu siap dan tanggap dalam menghadapi momentum 100 tahun Indonesia Merdeka.
“Mahasiswa dan generasi muda pada umumnya harus menyadarinya dan memainkan peran sentral dan strategis menyongsong era Indonesia Emas tersebut,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Rektor ISBI Aceh dalam sambutannya memperkenalkan ISBI Aceh kepada Prof Abdul Haris secara ringkas.
ISBI yang baru berusia hampir 10 tahun, alhamdulillah telah mengalami kemajuan yang signifikan, tetapi ini belum sempurna.
“Kami berharap Bapak Dirjen Prof Dr rer nat Abdul Haris MSc dapat memberi perhatian lebih kepada ISBI, kampus seni negeri dan satu-satunya di Aceh. Gedung perkuliahan dan lab masih menjadi harapan yang sangat kami butuhkan guna menunjang proses belajar dengan baik,” kata Rektor ISBI Aceh.
Kuliah umum ini ditutup dengan tari Gebyar Nusantara yang merupakan karya kolaborasi dosen dan mahasiswa ISBI Aceh. (*)